Friday, August 30, 2013

Prinsip-prinsip desain grafis


prinsip desain grafis
Dalam bekerja seorang desainer grafis harus mempertimbangkan berbagai prinsip demi mencapai hasil akhir yang baik. Prinsip-prinsip desain yang akan dijelaskan di bawah ini bukanlah sebuah nilai mati bahwa desain yang paling baik adalah seperti apa yang dikandung dalam prinsip tersebut. Tetapi sekadar anjuran beginilah seharusnya desain yang baik. Karena sesungguhnya tidak ada penilaian bagus atau jelek atas sebuah desain. Semuanya itu tergantung selera desainer grafis, klien dan khalayak yang menjadi sasaran pesan. Hal ini ditegaskan pakar desain grafis, Danton Sihombing dalam majalah Cakram: penilaian karya desain grafis sesungguhnya adalah menguji tingkat kelayakannya, dalam arti tidak ada karya desain grafis yang benar ataupun yang salah.

Prinsip - Prinsip Desain Grafis adalah sebagai berikut:

Kesederhanaan
Banyak pakar desain grafis menyarankan prinsip ini dalam pekerjaan desain. Hal ini sangat logis demi kepentingan kemudahan pembaca memahami isi pesan yang disampaikan. Dalam penggunaan huruf sebuah berita misalnya. Huruf judul (headline), subjudul dan tubuh berita (body text) sebaiknya jangan menggunakan jenis font yang ornamental dan njilimet, seperti huruf blackletter yang sulit dibaca. Desainer grafis lazim juga menyebut prinsip ini sebagai KISS (Keep It Simple Stupid). Prinsip ini bisa diterapkan dengan penggunaan elemen ruang kosong (white space) dan tidak menggunakan terlalu banyak unsur-unsur aksesoris. Seperlunya saja.

Keseimbangan
Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Prinsip keseimbangan ada dua, yaitu: keseimbangan formal (simetris) dan keseimbangan informal.

Keseimbangan formal memberikan kesan sempurna, resmi, kokoh, yakin dan bergengsi. Keseimbangan formal juga menyinggung mengenai konsistensi dalam penggunaan berbagai elemen desain. Semisal wana logo. Dalam desain kartu nama desain dibuat dengan full color (F/C). Tetapi dengan pertimbangan agar desain lebih variatif dan tidak membosankan, maka pada media desain yang berbeda Anda membuat logo tersebut dengan warna duotone. Nah, pada kondisi ini, gagasan variasi desain sebaiknya tidak diperlukan. Apa jadinya kalau logo tersebut adalah logo sebuah produk barang. Konsistensi juga sangat diperlukan sebagai kesan identitas yang melekat pada sebuah merek produk. Kita tidak mau konsumen sampai lupa pada produk yang dijual. Sedangkan keseimbangan informal bermanfaat menghasilkan kesan visual yang dinamis, bebas, lepas, pop, meninggalkan sikap kaku, dan posmodernis.

Kesatuan
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Contohnya adalah ilustrasi, garis dan teks diberi raster sehingga memberikan kesan kesatuan terhadap pesan yang dimaksud.

Penekanan (aksentuasi)
Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, sehingga ia mau melihat dan membaca bagian desain yang dimaksud. Kalau dalam konteks desain surat kabar ini bisa dilakukan dengan memberikan kotak raster atas sebuah berita. Hal ini akan mengesankan pentingnya berita itu untuk dibaca oleh pembaca. Atau juga membesarkan ukuran huruf pada judul berita, sehingga terlihat jauh berbeda dengan berita lainnya. Penekanan juga dilakukan melalui perulangan ukuran, serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.

Irama (repetisi)
Irama merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Irama merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama. Desain grafis mementingkan interval ruang atau kekosongan atau jarak antar obyek. Misalnya jarak antarkolom. Jarak antar teks dengan tepi kertas, jarak antar 10 foto di dalam satu halaman dan lain sebagainya.

Demikian Prinsip - Prinsip desain Grafis, semoga bermanfaat
Terima kasih

Wednesday, August 21, 2013

Biografi Iko Uwais

Iko Uwais

 

Early life

Born in Jakarta, Indonesiaon February 12, 1983, Uwais Qorny (nickname: Iko) is of the Betawi (native Jakartan) descent. He has been learning Indonesian traditional martial art, Pencak Silat, since he was 10 years old at his uncle's Silat school, Tiga Berantai, which uses the distinctive Betawi style of Silat. In 2003, Iko won third place at the Jakarta Provincial Tournament. In 2005, he won first place at the National Silat Championship as the best performer in the demonstration category.
Apart from Silat, his main interest was soccer. Once a midfielder in an Indonesian B-League soccer club, Iko has stopped his dream of becoming a soccer star after his club went bankrupt. Meanwhile his Silat skill has given him chances to travel abroad in several Silat exhibitions in the United Kingdom, Russia, Laos, Cambodia and France.
He is named after Muslim mystic Uwais Qarni, founder of Uwaisi tradition.

Career

In 2007, Iko's talent was discovered by Welsh movie director, Gareth Evans who was filming a documentary about Silat in Iko's Silat school. Iko's natural charisma and great camera presence encouraged Evans to cast him as the leading role for his first martial art movie, Merantau. After signing a five year contract with Gareth Evans and his production company, Iko resigned from his daytime job as a driver in a telcom company.
In his first acting experience in Merantau, Iko played a role of a young Minang (West-Sumateran) male, led him to learn the Minang style Silat Harimau (Sumateran-tiger style) from Silat Master, Edwel Datuk Rajo Gampo Alam. Merantau was released in Indonesia on August 6, 2009. The film was featured in Puchon International Fantastic Film Festival in South Korea and South by Southwest (SXSW) Festival in Austin, Texas with highly positive reviews. Merantau won the Best Film award at ActionFest 2010.
Risingsuntokusatsu.com movie reviewer Inui Takumi said of Iko's performance in Merantau: "... he brings a bit of innocent charm that adds a lot to his performance. Apparently the director, Gareth Evans, was drawn to this quality as well as his enthusiasm when he encountered Iko years before while shooting a documentary on the art of Silat. He says that he saw a star quality in him and immediately worked to get him working on his first film. Granted, he may not have done too much as far as intense acting in this movie, but he shows sparks of something more in his talent that once honed, I think his talent and personality could definitely raise him to martial arts legend status."
Iko's second collaboration with Gareth Evans is a film called Serbuan maut (known as The Raid: Redemption internationally), which began filming in mid-March 2011 and set to be released on March 22, 2012 in Australia and New Zealand, March 23, 2012 in Indonesia and North America and May 18, 2012 in the UK. The movie has been hailed by critics and audiences in various festivals as one of the best martial art movies in years. Iko also served as the co-fight choreographer of the movie along with fellow actor/martial artist Yayan Ruhian.
Iko has a third movie planned with Gareth, tentatively titled as "Berandal" (Thugs in Indonesian), a sequel to The Raid, which will begin filming at the end of 2012. And will be released 2014.

 

Gintama Season 2 Sub Indo Episode 50 - 99

Gintama (2006) Season 2 Episode : 050 - 099 Format : MP4 MiniHD Subtitle : Indonesia Sumber MKV :  Zurasubs Thank to rymaru Link D...